Harga CPO Bangkit Dua Hari Beruntun Setelah Sentuh Titik Terendah Enam Bulan Terakhir

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:30:38 WIB
Harga CPO Bangkit Dua Hari Beruntun Setelah Sentuh Titik Terendah Enam Bulan Terakhir

JAKARTA - Pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali mencuri perhatian pelaku pasar setelah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Setelah sempat tertekan cukup dalam, komoditas andalan ekspor Indonesia dan Malaysia ini mulai bergerak naik dalam dua hari perdagangan terakhir.

Kenaikan harga CPO dinilai sebagai respons alami pasar terhadap kondisi harga yang sudah terlampau rendah. Situasi tersebut mendorong pelaku pasar melakukan aksi beli di level bawah atau yang kerap disebut bargain hunting.

Pada perdagangan Kamis, 18 Desember 2025, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange mencatatkan penguatan. Kontrak CPO untuk pengiriman Maret 2026 ditutup di level MYR 3.979 per ton.

Harga tersebut tercatat menguat 0,33 persen dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. Penguatan ini sekaligus menandai kenaikan harga CPO selama dua hari berturut-turut.

Selama dua hari terakhir tersebut, harga CPO tercatat naik secara akumulatif sebesar 0,45 persen. Tren positif ini muncul setelah tekanan jual yang cukup kuat terjadi pada pertengahan Desember.

Harga Murah Picu Aksi Beli Pelaku Pasar

Kenaikan harga CPO tidak terjadi tanpa latar belakang yang jelas. Sebelumnya, harga CPO sempat mengalami koreksi tajam hingga menyentuh level terendah dalam enam bulan terakhir.

Pada 16 Desember 2025, harga CPO tercatat berada di posisi paling rendah dalam setengah tahun terakhir. Kondisi ini memicu persepsi bahwa harga sudah berada di level yang relatif murah.

Dalam rentang waktu sepekan terakhir, harga CPO sejatinya masih mencatatkan koreksi. Secara point-to-point, harga turun sebesar 2,09 persen dalam satu minggu.

Tekanan harga juga terlihat dalam periode yang lebih panjang. Selama satu bulan terakhir, harga CPO bahkan tercatat ambruk hingga 5,84 persen.

Dengan kondisi tersebut, banyak pelaku pasar menilai harga CPO sudah berada di zona undervalued. Persepsi harga murah inilah yang mendorong munculnya aksi serok di level bawah.

Aksi bargain hunting biasanya muncul ketika harga dianggap tidak lagi mencerminkan nilai fundamental. Dalam konteks ini, CPO dinilai sudah terlalu terdiskon akibat tekanan jual sebelumnya.

Masuknya aksi beli secara bertahap menjadi faktor penopang utama penguatan harga dalam dua hari terakhir. Meski penguatannya belum signifikan, sinyal pemulihan mulai terlihat.

Namun demikian, pelaku pasar tetap mencermati berbagai faktor eksternal. Pergerakan harga CPO masih rentan terhadap sentimen global dan dinamika pasar komoditas.

Kondisi Teknis Masih Berada di Zona Bearish

Meski harga CPO menunjukkan penguatan, indikator teknikal belum sepenuhnya mendukung pembalikan tren. Dari sudut pandang analisis teknikal harian, CPO masih berada dalam zona bearish.

Hal ini tercermin dari indikator Relative Strength Index atau RSI. Pada perdagangan terbaru, RSI CPO berada di level 38.

RSI yang berada di bawah level 50 menunjukkan bahwa tekanan jual masih lebih dominan dibandingkan tekanan beli. Kondisi ini menandakan tren harga secara umum masih cenderung melemah.

Indikator teknikal lainnya, yakni Stochastic RSI, juga memberikan sinyal serupa. Stochastic RSI tercatat berada di level 34.

Level tersebut menunjukkan bahwa CPO masih berada di area jual atau short yang cukup kuat. Artinya, potensi tekanan harga masih belum sepenuhnya hilang.

Meskipun demikian, posisi RSI yang mendekati area oversold membuka peluang terjadinya rebound teknikal. Rebound ini biasanya bersifat terbatas dan sangat bergantung pada sentimen jangka pendek.

Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar cenderung bersikap lebih berhati-hati. Strategi perdagangan jangka pendek menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian arah tren.

Penguatan harga dua hari beruntun dapat dipandang sebagai technical rebound. Namun, untuk memastikan perubahan tren, dibutuhkan konfirmasi lanjutan dari indikator teknikal.

Proyeksi Pergerakan Harga CPO Jangka Pendek

Memasuki perdagangan Jumat, 19 Desember 2025, pelaku pasar mencermati peluang kelanjutan penguatan harga. Secara teknikal, harga CPO masih memiliki ruang untuk bergerak naik dalam jangka pendek.

Target resisten terdekat berada di level MYR 4.002 per ton. Level ini bertepatan dengan garis Moving Average lima hari atau MA-5.

Apabila harga mampu menembus level tersebut, potensi penguatan lanjutan terbuka. Target berikutnya berada di MA-10 yang terletak di sekitar MYR 4.059 per ton.

Namun, peluang penguatan tersebut tidak datang tanpa risiko. Pelaku pasar perlu mencermati level pivot point di MYR 3.956 per ton.

Level pivot ini menjadi titik krusial untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Jika harga gagal bertahan di atas level tersebut, risiko koreksi kembali terbuka.

Dalam skenario koreksi, harga CPO berpotensi menguji area support terdekat. Rentang support tersebut berada di kisaran MYR 3.947 hingga MYR 3.938 per ton.

Apabila tekanan jual semakin kuat, target support berikutnya berada lebih jauh di bawah. Support terjauh atau target paling pesimistis berada di level MYR 3.891 per ton.

Dengan kondisi tersebut, volatilitas harga CPO diperkirakan masih cukup tinggi. Pelaku pasar diharapkan mencermati pergerakan harga secara ketat.

Pergerakan harga dalam beberapa hari ke depan akan sangat dipengaruhi oleh respons pasar terhadap level teknikal kunci. Sentimen global juga berpotensi mempengaruhi arah harga.

Secara keseluruhan, kenaikan harga CPO dua hari beruntun memberikan sinyal awal pemulihan. Namun, tren bearish yang masih dominan membuat kehati-hatian tetap menjadi kunci utama dalam pengambilan keputusan.

Terkini