JAKARTA - Memasuki usia hampir dua dekade, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE menandai fase penting dalam perjalanan pengembangan energi panas bumi nasional. Momentum ini dimanfaatkan perseroan untuk menegaskan perannya sebagai penggerak utama transisi energi bersih di Indonesia.
Dengan mengusung tema “Empowering The Green Acceleration”, PGE menempatkan inovasi dan kolaborasi sebagai fondasi utama strategi bisnis. Pendekatan ini dirancang agar pemanfaatan panas bumi tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat.
Perayaan usia ke-19 menjadi refleksi atas perjalanan panjang PGE dalam membangun ekosistem energi hijau. Langkah ini sekaligus menjadi pijakan menuju satu abad pengembangan panas bumi Indonesia pada tahun 2026.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Edwil Suzandi, menegaskan bahwa PGE tidak sekadar mengejar target operasional. Perseroan justru berupaya menciptakan standar baru dengan ambisi melampaui pembangkitan listrik semata.
“Kami memimpin transformasi energi, memastikan panas bumi berekspansi dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat,” kata Edwil Suzandi. Pernyataan ini menegaskan arah PGE yang menempatkan dampak sosial dan lingkungan sebagai prioritas utama.
Ia menambahkan bahwa peluncuran Groundbreaking Pilot Project Green Hydrogen di Ulubelu pada September lalu menjadi bukti nyata terobosan PGE. Proyek tersebut menunjukkan panas bumi dapat dimanfaatkan lebih luas dalam mendukung energi masa depan.
“Menatap ke depan, kami akan mengukuhkan dan mempercepat konsistensi ini, menjadikan momentum bersejarah 100 tahun pengembangan panas bumi Indonesia pada tahun 2026 sebagai landasan untuk dominasi energi hijau di masa depan,” ujarnya. Pernyataan tersebut mencerminkan visi jangka panjang PGE dalam peta energi nasional.
Akselerasi Proyek Strategis Panas Bumi Nasional
Memasuki usia ke-19, PGE terus mempercepat pemanfaatan panas bumi melalui berbagai proyek strategis. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kontribusi panas bumi semakin signifikan terhadap ketahanan energi nasional.
Salah satu pencapaian penting adalah beroperasinya Lumut Balai Unit 2. Proyek ini memperkuat kapasitas pembangkit sekaligus meningkatkan keandalan pasokan listrik berbasis energi terbarukan.
Selain itu, PGE juga memulai eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Tiga. Eksplorasi ini menjadi bagian dari upaya memperluas cadangan energi panas bumi nasional.
Sinergi dengan PLN Indonesia Power turut menjadi strategi utama PGE. Kolaborasi ini difokuskan pada percepatan pengembangan 19 proyek eksisting dengan total kapasitas mencapai 530 megawatt.
Inisiatif tersebut mencerminkan konsistensi PGE dalam membangun energi hijau secara berkelanjutan. Panas bumi diposisikan sebagai tulang punggung transisi energi Indonesia.
Saat ini, PGE mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 megawatt. Kapasitas tersebut berasal dari enam wilayah operasi yang tersebar di berbagai daerah.
Tidak hanya berhenti di situ, PGE juga tengah mengembangkan proyek baru. Di antaranya adalah PLTP Hululais Unit 1 dan Unit 2 dengan total kapasitas 110 megawatt.
Selain pembangkit utama, PGE menginisiasi proyek co-generation. Inisiatif ini ditargetkan memiliki kapasitas hingga 230 megawatt.
Dalam jangka menengah, PGE menargetkan kapasitas terpasang mencapai 1 gigawatt. Target ini diharapkan tercapai dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.
Untuk jangka panjang, perseroan membidik kapasitas 1,8 gigawatt pada tahun 2033. Target ambisius ini menunjukkan keyakinan PGE terhadap potensi panas bumi Indonesia.
PGE juga telah mengidentifikasi tambahan potensi panas bumi sebesar 3 gigawatt. Potensi ini berasal dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi yang dikelola secara mandiri.
Komitmen Sosial Seiring Transformasi Energi
Di tengah percepatan transformasi energi, PGE memastikan komitmen sosial tetap menjadi bagian tak terpisahkan. Perseroan memandang keberlanjutan energi harus berjalan seiring dengan keberlanjutan sosial.
Melalui program PGE Berbagi, PGE menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat. Program ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-19 perseroan.
Bantuan difokuskan pada anak-anak yatim dan kelompok rentan. Langkah ini menjadi wujud nyata kepedulian PGE terhadap lingkungan sosial di sekitar wilayah operasinya.
Pada 4 Desember 2025, PGE Kantor Pusat menyalurkan 50 paket perlengkapan sekolah. Bantuan tersebut diberikan kepada Yayasan Al-Kahfi.
Paket perlengkapan sekolah ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar anak-anak. PGE berharap langkah ini dapat mendorong masa depan yang lebih baik bagi para penerima manfaat.
Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Ahmad Yani, menegaskan bahwa semangat berbagi merupakan bagian dari budaya perusahaan. Menurutnya, keberlanjutan operasional tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan masyarakat.
“PGE tumbuh bersama masyarakat,” kata Ahmad Yani. Ia menekankan bahwa setiap langkah transformasi energi harus membawa manfaat langsung bagi komunitas sekitar.
“Karena itu, setiap langkah transformasi energi yang kami lakukan harus membawa manfaat langsung bagi komunitas di sekitar kami,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan filosofi keberlanjutan yang dipegang perseroan.
Program PGE Berbagi disebut sebagai wujud nyata filosofi tersebut. Program ini memastikan energi bersih tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga nilai sosial.
Menuju Masa Depan Energi Hijau yang Inklusif
Dengan fondasi inovasi dan kolaborasi, PGE menatap masa depan dengan optimisme. Usia ke-19 menjadi simbol kesiapan perseroan menghadapi tantangan transisi energi global.
Panas bumi dipandang sebagai solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. PGE berkomitmen memperluas pemanfaatan energi ini secara berkelanjutan.
Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terus diperkuat. Langkah ini dilakukan agar pengembangan panas bumi berjalan lebih cepat dan efektif.
Selain aspek teknis, PGE juga menaruh perhatian besar pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Keterlibatan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan proyek jangka panjang.
Dengan visi Beyond Electricity, PGE ingin memastikan panas bumi memberi manfaat luas. Energi hijau diharapkan menjadi penggerak ekonomi dan sosial secara bersamaan.
Menjelang satu abad pengembangan panas bumi Indonesia pada tahun 2026, PGE mempersiapkan diri sebagai pemain utama. Momentum ini dijadikan landasan untuk memperkuat dominasi energi hijau nasional.
Langkah-langkah strategis yang telah dan akan dilakukan menunjukkan konsistensi PGE. Perseroan tidak hanya fokus pada pertumbuhan kapasitas, tetapi juga dampak berkelanjutan.
Dengan komitmen yang kuat, PGE melangkah ke masa depan energi bersih yang inklusif. Energi panas bumi diharapkan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.