JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Jumat, 31 Oktober 2025. Rupiah dibuka pada level Rp16.620/US$, terapresiasi 0,09% dibanding penutupan Kamis, 30 Oktober 2025.
Sebelumnya, rupiah sempat melemah 0,15% ke posisi Rp16.635/US$, mencatatkan level penutupan terlemah sepanjang Oktober. Pergerakan ini menandai volatilitas pasar menjelang akhir pekan.
Indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB berada di zona pelemahan sebesar 0,07% di level 99,457. Namun, pada perdagangan Kamis, DXY ditutup menguat 0,31% dan sempat mencetak level tertinggi dalam tiga bulan.
Pengaruh Kebijakan Moneter The Fed terhadap Rupiah
Penguatan indeks dolar AS terjadi setelah The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC Oktober. Langkah ini memberikan sinyal mixed bagi pasar global.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember semakin kecil. Pernyataan ini membuat investor berhati-hati dalam menilai arah kebijakan moneter AS ke depan.
Kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan rupiah. Saat dolar AS menguat, instrumen non-dolar termasuk rupiah cenderung mengalami tekanan.
Sentimen Perdagangan Global Dorong Stabilitas Rupiah
Pasar juga merespons positif perkembangan hubungan dagang antara AS dan China. Meredanya ketegangan dagang kedua negara memberi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi global.
Kesepakatan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping meliputi perpanjangan gencatan tarif, pelonggaran kontrol ekspor, dan pengurangan hambatan perdagangan. Investor menilai hal ini dapat mendorong ekspor dan stabilitas ekonomi global.
Sentimen positif dari perdagangan internasional menjadi salah satu faktor penguat rupiah di awal perdagangan Jumat. Rupiah berpotensi mempertahankan tren penguatan tipis jika sentimen global tetap kondusif.
Proyeksi Pergerakan Rupiah Pekan Ini
Pergerakan rupiah pada akhir pekan diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Penguatan dolar AS di pasar global menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar domestik.
Investor dihimbau untuk terus memantau kebijakan moneter The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS-China. Kombinasi kedua faktor ini akan menentukan tren nilai tukar rupiah dalam beberapa hari ke depan.
Fluktuasi rupiah yang tipis di awal perdagangan menunjukkan pasar cenderung menahan posisi. Sentimen global yang stabil menjadi kunci agar rupiah mampu menguat lebih signifikan.
Pelaku pasar juga perlu memperhatikan faktor internal ekonomi domestik. Kinerja ekspor, neraca perdagangan, dan aliran modal masuk akan menjadi penopang bagi rupiah menghadapi tekanan dolar AS.
Rupiah membuka peluang untuk penguatan lanjutan jika ketegangan dagang global tetap mereda. Namun, pergerakan dolar yang dinamis membuat pasar tetap waspada.
Investor disarankan mengantisipasi volatilitas jangka pendek. Keseimbangan antara kebijakan moneter AS dan sentimen perdagangan global akan menjadi penentu utama tren rupiah pekan ini.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                
            